blog ini berisi mengenai materi pelajaran

Sosiologi dan Perkembangannya

No comments
Sosiologi dan PerkembangannyaIlmu sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia di lingkungan sekitarnya. Oleh karena yang dipelajari manusia, maka selama manusia masih hidup dan berinteraksi, sosiologi akan tetap ada dan berkembang. Lihat saja perkembangan ilmu sosiologi sekarang ini sangat luar biasa, terbukti dengan munculnya banyak sosiolog di berbagai negeri dan diterapkannya ilmu sosiologi di segala bidang kehidupan. Pada pembelajaran kali ini, kita akan mengkaji perkembangan pengetahuan sosiologi dan penerapan bagi masyarakat. Namun, terlebih dahulu kita akan membahas sedikit tentang ilmu sosiologi.

1. Pengetahuan Sosiologi

Pengetahuan SosiologiMasih ingatkah kamu pada materi pembelajaran pada bab I? Di awal pembelajaran telah diuraikan mengenai ilmu sosiologi. Coba baca kembali materi tersebut! Selanjutnya kemukakan apa yang kamu ketahui tentang ilmu sosiologi. Secara umum, ilmu sosiologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia. Kata sosiologi berasal dari bahasa Latin socius yang berarti teman atau kawan dan bahasa Yunani logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi, sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antarteman, yaitu antara orang yang satu dengan yang lain. Dalam pengertian ini, seorang musuh atau lawan pun dapat disebut teman. Selain itu, sosiologi juga  mempelajari hubungan antara kelompok dengan kelompok lainnya.

Seiring dengan berjalannya waktu, bidang yang dipelajari sosiologi mencakup segi-segi kehidupan yang semakin luas. Oleh karenanya, banyak ahli mencoba membuat batasan yang jelas tentang pengertian dari sosiologi. Seperti, Prof. Dr. P.J. Bouman, Herbert Spencer, Pitirim A. Sorokin, Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Kingsley Davis, dan lain-lain (sebagaimana dikutip Nata Saputra:   1982). 

Sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara individu yang satu dengan yang lain, antara individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok, apa yang menjadi objek kajian ilmu sosiologi? Menurut Meyer F. Nimkoff, terdapat tujuh hal yang menjadi objek studi sosiologi, yaitu faktor-faktor dalam kehidupan manusia, kebudayaan, sifat hakiki manusia, kelakuan kolektif, persekutuan hidup, lembaga sosial, dan perubahan sosial.

objek studi sosiologiDengan kata lain, objek studi sosiologi adalah masyarakat, yaitu dengan menyoroti hubungan-hubungan antarmanusia tersebut. Masyarakat sebagai kajian sosiologi menunjuk pada sejumlah manusia yang telah sekian lama hidup bersama dan menciptakan berbagai peraturan pergaulan hidup. Terbentuknya sistem pergaulan dalam masyarakat dibatasi oleh aturan yang telah di- sepakati bersama. Oleh karena itu, masyarakat memiliki kebudayaan.

Namun, secara umum para ahli memusatkan perhatian- nya pada liku-liku pergaulan hidup dengan segala risiko sosial dalam masyarakat. Di mana masyarakat mengandung konformitas (kepatuhan), artinya orang-orang yang terkait di dalamnya mempunyai kecenderungan yang sama. Dengan demikian, dalam mengkaji masyarakat berarti memandang  hubungan  antarmanusia  dalam kehidupan masyarakat. Hal inilah yang menjadikan ilmu sosiologi dikenal sebagai ilmu  masyarakat.

2. Perkembangan Sosiologi di Indonesia

Pengetahuan sosiologi pada akhir abad XIX hingga akhir abad XX lebih banyak berkembang di dua benua, yaitu Eropa dan Amerika.  Hal itu disebabkan di Eropa dan Amerika, ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat. Melalui kolonialisme, ilmu sosiologi masuk ke wilayah Asia, termasuk  Indonesia.

Sebagai suatu ilmu yang mandiri, sosiologi masih berusia relatif muda. Sosiologi dipopulerkan oleh Aguste Comte sekitar tahun 1830. Di Indonesia banyak di antara para pujangga dan pemimpin Indonesia yang memasukkan unsur-unsur sosiologis di dalam ajaran-ajarannya. Contoh: ajaran ”Wulang Reh” dan ajaran Ki Hajar Dewantoro.

Mangkunegoro IVAjaran ”Wulang Reh” yang diciptakan oleh Sri Paduka Mangkunegoro IV dari Surakarta, antara lain mengajarkan tata hubungan antara para anggota-anggota masyarakat Jawa yang berasal dari golongan-golongan yang berbeda. Ajaran ini banyak mengandung aspek-aspek sosiologi, terutama dalam bidang intergroup  relations.

Almarhum Ki Hajar Dewantoro, pelopor utama yang meletakkan dasar-dasar bagi pendidikan nasional di Indonesia, memberikan sumbangan besar pada sosiologi dengan konsep-konsepnya mengenai kepemimpinan dan kekeluargaan Indonesia, yang dengan nyata dipraktikkan dalam organisasi pendidikan Taman  Siswa.

Dari keterangan di atas, terlihat bahwa unsur-unsur sosiologi tidak digunakan dalam suatu ajaran atau teori yang murni sosiologis, akan tetapi sebagai landasan untuk tujuan lain, yaitu ajaran tata hubungan antarmanusia dan pendidikan. Untuk pertama kalinya sosiologi di Indonesia diperkenalkan oleh Prof. Dr. B. Schrieke, seorang guru besar sosiologi dari Belanda. Namun, pada saat itu sosiologi masih dianggap sebagai ilmu pembantu bagi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya terutama ilmu hukum pada sekolah tinggi hukum. Dengan kata lain, sosiologi belum dianggap penting dan cukup dewasa untuk dipelajari dan dipergunakan sebagai ilmu pengetahuan. Pada tahun 1934/1935, kuliah-kuliah sosiologi pada sekolah tinggi hukum ditiadakan karena dianggap tidak ada hubungannya dengan sosiologi. Mulai saat itulah perkembangan ilmu sosiologi menjadi mati.

Namun, setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1948, seorang sarjana Indonesia Prof. Mr. Soenario Kolopaking, untuk pertama kalinya memberi kuliah sosiologi. Melalui titik awal inilah sosiologi mulai diajarkan di perguruan tinggi, hingga muncul bermacam-macam buku mengenai sosiologi di Indonesia (Nata Saputra: 1982). Kesemua ini memunculkan tokoh-tokoh generasi tua sosiologi seperti Prof. Selo Soemardjan, Soelaeman Soemardi S.H. M.A, Prof. Harsja W. Bachtiar, Dr. Arief Budiman, Dr. Nasikun, Dr. Loekman Soetrisno, dan lain- lain.

No comments :

Post a Comment